background img

The New Stuff

cerpen "windari punya cerita"


WINDARI PUNYA CERITA
Part 1
(firt love in SMP)

                Hai sobat kenalin gua Wiwin, gua mau bercerita tentang seorang anak yang sedang duduk di bangku SMP kelas 9. Dia punya cerita yang unik, kadang mengundang tawa, tangis dan kecewa ataupun jengkel. Karena itu aku tertarik untuk memposting cerita kehidupan anak remaja ini.
            Kenalin anak remaja yang mau aku ceritain namanya Windari, Windari adalah seorang anak yang baik. Hari itu Windari memikirkan UTS semester 1, karena dia takut kalo sebelahnya nanti kakak kelas yang jahat karena dia mengira bahwa dia adalah anak kecil dan juga mengira anak kelas 9 adalah anak keren, gaul, Jahat, otoriter dan mestinya nggak culun kayak dia. Tapi pemikirannya berbanding terbalik dengan kenyataannya, ternyata anak kelas 9 belum tentu benar dengan hal yang ia pikirkan.
            Tepat hari senin UTS semester 1 dilaksanakan dia merasa gelisah, “duh bagaimana ini kalo yang jadi sebelahku adalah kakak kelas yang nggak culun kayak aku, aku takut kalo aku dijadikan mainan mereka” gumamnya dalam  hati. Tiba – tiba dari balik pintu kelasnya temannya datang, “selamat pagi kawan”, sapa temannya yang bernama Anis. Tetapi Windari hanya diam dan tak menghiraukan sapaan Anis, hal itu membuat Anis menjadi penasaran karena Windari bersikap tidak seperti biasanya, Anis pun mendekatinya, “Win kamu kenapa? kamu memikirkan UTS ya? Udah lah jangan terlalu dipikirin nanti kamu nge-down dan akhirnya nggak bisa ngerjain soal UTS lho!” beritahu Anis untuk menenangkannya. Sambil belajar dengan hati yang gelisah dia menjawab, “Nis kamu nggak ngerasain apa yang aku rasain sih”. “ngerasain apa sih Win?”, balas Anis. Windari pun menjelaskan tentang apa yang sedang ia rasakan kepada temannya ya yang lebih akrabnya disebut sahabat, “aku takut nih Nis, aku takut kalo nanti kakak kelas 9 yang jadi sebelahku itu nggak baik sama aku, aku takut kalo nanti aku dijadikan mereka sebagai mainan, coba bayangkan dong Nis?”. Anis pun hanya mengangguk dan tersenyum kepada ia.
            Bel masuk sudah berbunyi, dan pada saat itu juga dia tahu siapa yang jadi sebelahnya nanti. Ternyata dia seorang laki – laki yang tak lain juga seorang anggota OSIS juga gitaris di sekolahnya. “aduh kok sebelahku laki – laki aku kan takut kalo nanti mau tanya sama dia, trus nanti kalo dia orangnya pemarah gimana ya aku kan takut”, ucapnya dalam hati. Tak disangka kakak kelas itu menyuruhnya untuk berdiri agar dia bisa duduk, “berdiri bentar wooy!” perintah kakak kelas itu, karena Windari melamun ia tidak tahu kalo ia disuruh berdiri sebentar dan akhirnya, “berdiri sebentar bisa nggak dek?”, ucapnya sambil menyenggol kursi Windari. “oh... ya.......ya...........”, ucapnya dengan gagap. Saat kakak kelas itu sudah duduk ia minta maaf karena guru penjaga ruangnya belum datang, “kak...........maaf ya soal yang tadi....”pintanya. “ya nggak papa” jawabnya dengan singkat. “oh ya kak. Kakak ini namanya siapa?”, tanyanya. Kakak itu pun tidak menghiraukan pertanyaan Windari, sehingga membuatnya menjadi kesal. “nama kakak, kak Yoan?”,ucap Windari. “lha udah tau kok masih nanya mulu”, balasnya dengan singkat.
            “maaf anak – anak ibu terlambat”, pinta maaf bu Ana. “ya bu nggak apa – apa”, jawab semua anak secara bersamaan. Setelah semua mendapat lembar soal dan lembar jawab semua anak mengerjakan dengan disiplin, tapi lain halnya dengan sebelah Windari yang tak lain adalah Yoan, dia malah asyik bermain sama tembok disampingnya, karena kebetulan tempat duduknya sebelahan sama tembok. “lho kakak nggak mengerjakan soal ini?”, tanya Windari  sambil memegang lembar soal dan lembar jawab Yoan. “ya ini mau aku kerjakan.” Balasnya dengan singkat. Akhirnya pun Windari melanjutkan mengerjakan soal UTS itu. Kebetulan hari pertama dan tepatnya jam pertama pelajaran Bahasa Indonesia, Windari tidak begitu kesulitan untuk menjawab soal UTS, dan dapat dikerjakan dengan waktu yang tidak cukup lama karena ia merasa bosan dengan soalnya iapun meminta izin kak Yoan supaya ia dapat meminjam soal kelas 9. “kak boleh pinjam lembar soal ini kak?”, tanyanya kepada sebelahnya sambil memegang lembar soal.

“ emang kamu bisa mengerjakan soal kelas 9 ?”jawabnya meragukan keinginan Windari

“alah kalo Bahasa Indonesia itu kan dapat dilogika beda kalo dengan matematika yang harus pake hitungan yang berderet – deret yang membuat aku tambah pusing” ucap panjang lebar.

“ ya udah kalo kamuu memaksa ini aja yang sudah aku kerjakan !”, sambil memberiakan lembar soal.

“makasih”, balasnya
 Setalah ia baca – baca soal Bahasa Indonesia kelas 9 ia tidak begitu kesulitan untuk mengerjakan karena mengerjakannya menggunakan logika. “anak – anak apa semua sudah selesai ?”, tanya bu Ana. “belum bu”, serentak anak – anak sekelas menjawab. Bu Ana hanya menjawap dengan singkat dan memperingatkan jangan mencontek. “ kamu udah selesai?”, tanya Yoan kepda Windari. Windari pun menjawab dengan muka yang malu – malu karena dia diperhatikan oleh kak Yoan, “uu.....uu.........dah kak, tapi ada yang agak ...........ragu – ragu”. “ya udah diteliti lagi ya, !”, ucapnya dengan penuh perhatiaan. “ anak – anak ayo lembar jawab dikumpulkan !”, perintah Bu Ana. “ ya bu bentar kurang dikit....... bentar bu !” jawab salah satu anak. Setelah menunggu yang belum selesai lembar jawab akhirnya dikumpulkan daan anak – anak disuruh meninggalkan ruangan UTS. “ ya sekarang boleh keluar”, persilahkan Bu Ana kepada seluruh siswa di dalam kelas itu.

            Windari pun meninggalkan rung UTS itu. “ Winda.....Winda gimana tadi soalnya?”, tanya Anis yang membuatnya kaget. “ soalnya lumayan lah Nis kamu gimana ada yang kesulitan nggak?”, tanya kembali Windari. “ nggak sih Cuma bingung saja”, balasnya. “Kamu jajan nggak?”, tanya Windari lagi. “nggak usah rame banget thu, mendingan kita belajar aja untuk pelajaran nanti!”, ajaknya. Akhirnya mereka belajar bersama – sama berbaur dengan teman yang lainnya. Tapi kalo udah berbaur bukannya belajar tapi malah pada ngerumpi berjamaah. “ eh gimana sebelahmu baik nggak? Pinter nggak?” tanya Alya. Novi pun menjawab dengan semaangat, “ iya lumayan lah”. Windari berusah untuk tidak teerpancing omongan – omongan temen – temennya, dia berusaha untuk membentengi dirinya untuk tidak ngerumpi berjamaah. Akhirnya di dapat membentengi dirinya dengan belajar sampai bel masuk berbunyi. “ Nis udah masuk nih aku msuk dulu ya kamu kan beda ruangan sama aku, nggak papa kan?” ucapnya. “iya kamu duluan aku masih berkemas – kemas nih, udah sana masuk kamu!”, perintah Anis sahabatnya. Windari pun segera meninggalkan Anis dan masuk ke dalam ruangan UTS. Saat ia mau duduk kak Yoan duduk di kursi tempatnya, “kok kak Yoan duduk di kursiku sih, apa aku suruh minggir aja ya? Ah tapi jangan ah nanti kalo aku dimarahin gimana lebih baik aku menunggu saja” gumamnya dalam hati kecilnya. Tapi dia melihat guru yang mau jaga di ruangannya hendak menuju kelas, akhirnya pun dia menyuruh kak Yoan untuk pindah ke tempat duduknya sendiri. “ kak permisi aku mau duduk pengawas udah jalan kesini kak!”, pintanya dengan halus. Akhirnya pun Kak Yoan kembali ke tempat duduknya sendiri.

            “Selamat siang anak – anak udah siap mengerjakan soal Pendidikan Agama ?” tanya bu Tini meyakinkan para siswa. Seluruh siswa pun serentak menjawab, “siap bu”.  Bu Tini pun membagikan lembar soal dan lembar jawab. Setelah semua anak mendapatkan lembar soal dan lembar jawab semua anak mengerjakan. Windari pun mengerjakan dengan hati – hati dan penuh ketelitian, karena ia ingin mendapatkan nilai semaksimal mungkin. Saat dirinya hendak mengerjakan soal terakhir ia mendengar Kak Yoan sedang membaca surah At – Tin, seketika itu dirinya kagum kepada kak Yoan, ia merasakan kenyamanan dan kedamaian saat Kak Yoan surah tersebut. Saat ia asyik mendengarkan suara Kak Yoan ia malah jadi  melamun sendiri dan nggak sadar kalo Kak Yoan menegurnya dengan halus, “hey, kamu thuh ngapain daah selesai emangnya?”, tegur Kak Yoan. Saat itu dirinya tidak mendengarkan ucapan Kak Yoan dia malah asyik melamun sendiri, akhirnya Kak Yoan mengulangi kata – katanya itu beberapa kali lagi, sampai Windari menjawabdengan  gugup terbata – bata dan salah tingkah, “oooo.....oooo .....u...........ud.........dah kak,”. Kak Yoan hanya tersenyum kepadanya dan kembali melanjutkan mengerjakan soal UTS.

            Dari situ benih – benih sayang mulai tumbuh di hati Windari, ia perlahan – lahan mengagumi sebelahnya yang tak lain adalah Kak Yoan. Tapi karena sayang yang menggunung jadinya dia malah punya rasa cinta kepada Kak Yoan. Namun, hal itu malah membuat dirinya menjadi nge – down, setelah ia tahu bahwa Kak Yoan seseorang yang ia sukai ternyata udah punya pacar yang tak lain pacarnya adalah teman satu sekolahnya tepatnya yanng mempunyai inisial NV. NV membuat Windari jadi sakit hati. Awal mula dia tahu siapa yang sebelahnya sukai berawal dari classmeeting, saat itu band sekolahnya yang aku saamarin jadi ESBAND mau tampil saat itu Windari semangat sekali karena dia tahu kalo yang jadi gitaris  di ESBAND adalah orng yang ia sukai. “anak – anak apa semua personil ESBAND ini sudah punya pacar semua?”, tanya pak Yadi kepada para siswa yang sedang duduk. Salah satu anak kelas 9 yang nggak diketahui namanya nyeletuk, “ iya pak sudah punya semua ini pacar salah satu dari mereka duduk disamping aku ni lho pak”, ucapnya saambil menunjuk seorang cewek berparas cantik kepada Pak Yadi. Saat itupun aura semangat Windari pudar dan berganti dengan aura kesedihan. Dalam hatinya ia bertanya kepada Tuhan, “Tuhan apa salahku sampai Kau memporak – porandakan hatiku ini kenapa Tuhan seberapa besar salah ku kepada-MU Tuhan, aku baru saja merasakan bahagia, sangat – sangat bahagia tapi, begitu cepat kau mengganti dengan kesedihan Tuhan kenapa?”, tak ia ketahui ia meneteskan setetes air mata hal itu membuat teman – temannya kaget dan bingung padahal tadinya ia semangat sekali, “Win kamu nangis ya ? kenapa?”, tanya Alya. Windari pun mengelak uacapn Alya, “siapa yang nangis? Aku ini Cuma kelilipan debu saja, aku nggak nangis aku senang kok coba kamu lihat aku nggak papa kan nggak sedih kan?”, elaknya untuk meyakinkan Alaya supaya ia tidak curiga kepada Windari. “ Win bagaimana menurutmu penampilan ESBAND kali ini?”, tanya Anis yang membuatnya menjadi kaget. “bagus kok”, jawabnya singkat. Anis mengajak ke duduk ke depan karena tidak kelihatan, “Win kedepan yuk disini aku nggak keliahatan nih....! ayo Win!” ajak Anis. Dengan terpaksa ia mau menuruti perintah Anis. Lagi – lagi ia sedih karena ia dapat melihat Kak Yoan sedekat ini seperti waktu UTS kemarin. “Tuhan baru saja aku menahan air mata, baru saja aku menerteskan air mata. Tapi, kenapa kau teteskan air mataku lagi Tuhan?”, tanya dalam hati. Tak disangka – sangka memang penampilan ESBAND adalah penampilan penutup acara classmeeting kali ini. Tapi, dia tidak mengetahui bahwa acara itu sudah selesai karena lamunannya itu. “Win ayo berdiri mau pulang pa nggak kok kamu masih duduk saja di sini ayo berdiri!” perintah Anis. “ oh.... udah selesai ya, yaudah ayo pulang”, balas Windari.
           
            Saat perjalanan pulang ia tak habis memikirkan peristiwa yang tadi, yang membuat hatinya menjadi kacau balau. Lagi – lagi dia termenung saat udah berpisah jalan dengan Anis. “ Kak Yoan, kakak kenapa begitu, aku tuh sayang sama kakak tapi kenapa kakak begini?”, tanyanya dalam hati yang memebuatnya tidak berfikir tentang keselamatannya dijalan, karena melamun ia hampir terjatuh dari sepedanya, walaupun hampir terjatuh dia malah tambah melamun dan melamun, mungkkin hati kecilnnya benar – benar sakit porak – poranda karena dia sampai menangis di jalan walau langsung diusapnya menggunakan tangan. “Tuhan sakit hatiku Tuhan sakit,”tangisnya dalm hati. Walaupun dia sudah berusaha melupakan Kak Yoan, akan tetapi ingatan sedih dan senang itu masih tetap menempel dalam ingatannya. Lambat laun dia sampai di rumah saat di rumah seketika ia terjatuh dari sepeda yang ia kendarai itu, “lho....mbk Winda jatuh, capek mbk kok sampek jatuh begitu?”, tegur tetangganya yang ada di depan rumahnya. Dia tidak mengubris teguaran tetangganya itu,dan dia langsung lari meninggalkan sepedanya yang ia tinggal di depan rumah itu, dia segera lari kebelakang rumah. Saaat dibelakang rumah dia tidak kuasa menahan tanngis “Winda kamu harus kuat, you is strong girl Winda, you must strong”, ucapnya di dalm hati untuk menengkan dirinya sendiri. Setelah sekitar lima menitan ia di belakang rumah menumpahkan semua air mata, ia menuju ke kamar tidurnya. Tanpa ganti baju dulu ia langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur empuknya dan segera memeluk boneka kesayangannya itu. Saking nggak kuatnya dia menahan sakit hati ia mencurahakn kata hatinya kepada Nekka yang tak lain adalah bonekanya itu. “Nekka aku sakit hati , aku sedih. Aku nggak tahu mengapa aku begini, apakah aku sudah menyukai Kak Yoan ? tapi nggak mungkin aku nggak sederajat dengan Kak Yoan aku jauh berbeda dari segi fisik dan tingkah laku,” curhatnya kepada boneka kesayanggannya itu. Mungkin karena capek nangis terus ia sampai ketiduran dengan masih menggunakan baju seragam sekolah. “Winda ayo ganti baju jangan tidur dulu dan sana makan, apa perutmu itu nggak lapar?”, perintah ibunya. “iya bu”dia hanya membalas dengan singkat. Hal itu membuat ibunya menjadi bingung terhadap sikap Windari, ibunya melangkah lagi mendekati dirinya, “Win ayo ganti baju lalu makan!”, perintah ibunya sekali lagi. Akhirnya ia ganti baju saat ibunya meninggalkan dirinya di dalam kamar sendirian. Setelah itu dia shalat, dalam shalatnya itu ia berdoa kepada Tuhan, “Tuhan ampuni dosa – dosa aku, hilangkanlah rasa cinta didada ini Tuhan”. Sesudah ia shalat ia segera makan, tetapi makannya tidak seperti biasanya, dia mengambil nasi sedikit sekali nggak ada secentong kalo orang jawa.

            Beberapa bulan kemudiaan kurang lebih 1 bulan dari peristiwa menyakitkan itu, ia tidak sengaja mendengar obrolan teman – temannya yang sedang ngobrolin tentang masalah status Kak Yoan dengan Ona nama yang aku samarkan. “ heh kalian tahu tidakkalo Kak Yoan itu pacaran sama Ona”, ucap Alya. “iya aku tahu kaloo mereka pacaran, eh kamu semua pada ngerti nggak kalo untuk mendapatkan hatinya Ona Kak Yoan harus ekstra pinter ngerayu dia”, sambung Hida. Mendengar hal itu Windari mencoba tenang, supaya ia tenang ia di depan temen – temennya ngejelek – jelekin Kak Yoan, “apa si Yoan itu pacaran sama Ona, trusss mati – matian lagi dapetin cinta Ona, menurut kalian apa ya Ona itu cantik banget sampe mati – matian dapetin cintanya? Nggak cantik banget kan? Lagi pula banyak cewek cantik yang seumuran sama dia”, ucapnya agak jengkel. “ya gimana ya soalnya menurutku Ona itu cantik sih, tapi.................kalo banget ya nggak juga”, sahut Novi. “Alah... nggak usah bahas yang nggak penting kayak gini ah, mendingan belajar biar pinter.” Ucap Windari pengalihkan pembicaraan. Tetapi dalam hati Windari ia sangat sedih mendengar hal tersebut, dua kali ia merasakan rasa yang sangatlah sakit, “Tuhan ......kenapa begini jadinya? Kenapa Tuhan? Dua kali aku merasakan sakit hati yang amat daalam”, tanyanya dalm hati kecilnya.
            Setelah Kak Yoan masuk SMA Windari tidak memikirkannya selalu, sekarang hati Windari telah terbuka untuk yang lain. Akan tetapi saat sekolahnya diutus mengadakan serende di alun – alun, cinta Windari malah tumbuh lagi. Ketika serenade dimulai ia melihat Kak Yoan mondar – mandir kesana kemari. Hal itu membuat konsentrasinya menjadi pudar, karena bukan senang dan bangga tetapi malah galau. Apalagi ketika ia membuka fb-nya ia melihat foto Kak Yoan dengan si Ona yang centil and sok kecantikan itu, “hah............apa.....? Kak Yoan foto sama si Ona cewek centil yang sok kecantikan itu? Apa aku nggak salah liat ni?”, tanyanya dengan kaget sambil pelototin layar laptopnya. Tapi akhirnya Windari sadar kalo Kak Yoan memang tidak suka sama dia , tapi sukanya sama si Ona yang tak lain adalah teman satu sekolahnya. “mungkin  Kak Yoan bukan cowok yang baik untukku makanya ia dijauhkan dari aku, tapi ya lumayan susah juga ngelupain dia dari dalam hati kecilku ini, tapi aku akan berusaha, karena aku bukan pengecut, aku bisa ngelupain ia , BISA!” gumamnya dalam hati. Dan sekarang Windari bisa move on dari Kak Yoan.



2 komentar: Leave Your Comments

  1. Lumayan ceritanya boleh lah sebagai penulis baru ceritanya menarik, cukup seru tapi sayangnya ada yg gx masuk akal...... :-(

    BalasHapus
  2. Ceritanya menarik dan namanya kaya namaku windari ceritanya hampir SMA kaya ceritaku tdi aku ngira kamu temen deketku oh Iyah aku windari asli dan ceeiyanya persis ceritaku tpi ngk semuanya sih ada sebagian ceritaku di dalam dan makasih buat ceritanya aku suka

    BalasHapus

Dari : Situs Alfi

bunga

bunga

Popular Posts